"Gesang selama menjalani perawatan di RS PKU Solo ditangani lima dokter spesialis. Pasien Gesang diketahui menderita penyakit jantung koroner," kata anggota tim dokter yang menangani Gesang, spesialis jantung Trisula Wasyanto, di RS PKU Solo, Kamis.
Sebelum meninggal dunia, pada Kamis (20/5) sore pukul 18.10 WIB, Gesang mengalami sesak nafas karena ada lendir yang menutup saluran pernafasan.
Tim dokter berupaya melakukan fisioterapi kepada seniman besar ini untuk mengeluarkan lendir yang menyumbat agar saluran pernafasan kembali lancar.
Namun, karena sudah lanjut usai maka kondisi jantungnya terganggu. Pada dinding depan bagian jantungnya mengalami gangguan sehingga kesehatannya terus menurun.
Selama dirawat di rumah sakit tersebut Gesang ditangani dokter ahli penyakt dalam dr Suryo Aribowo, Prof dr Suradi(ahli paru), dr Suharto (ahli urologi), dr Anik Rusnani (ahli syaraf) dan dr Trisula Wasyanto (ahli jantung).
Menurut dr Suradi, Gesang sebelumnya masuk rumah sakit karena prostat dan diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan, namun kemudian kembali masuk lagi ke rumah sakit karena tidak mau makan sehingga kesehatannya melemah.
Setelah itu, kata dr Suradi, kesehatan kembali membaik dan kemudian diperbolehkan pulang. Tanggal 12 Mei 2010, Gesang kembali masuk rumah sakit menjalani perawatabn di ruang Firdus RS PKU Solo.
Pada 16 Mei kondisi kesehatannya memburuk dan kesadarannya mulai menurun sehingga kemudian dimasukan ke ruang ICU.
Namun, kata dia, tanggal 17 Mei kesehatannya kembali stabil dan tim dokter terus melakukan evaluasi lebih lanjut terkait perkembangannya.
"Gesang kesehatan mulai memburuk Kamis (20/5) siang dan terjadi gangguan pernafasan sehingga mengalami sesak nafas dan kemudian diikuti jantung melemah," katanya.
Dokter Suradi menjelaskan,meskipun usiannya 92 tahun ketahanan fisik Gesang bagus. Beliau masih bisa komunikasi meski tersendat-sendat.
Namun,Maestro keroncong asal Solo itu, akhirnya meninggal dunia, Kamis (20/5) sekitar pukul 18.10 WIB. (Antara)
Biografi Gesang Martohartono
Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 dan meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun.
Gesang adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan setidaknya ke dalam 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)
Lagu masterpiecenya, Bengawan Solo diciptakan pada tahun 1940, ketika ia beusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.
Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.
Sebelumnya Gesang tinggal di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Walikota Surakarta tahun 1984 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak. Pada tanggal 1 Oktober 2008 telah berusia 92 tahun.
Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo.
Beberapa lagu hasil ciptaannya seperti; Keroncong Roda Dunia, Jembatan Merah, Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima), Caping Gunung, Aja Lamis, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan.(Rakyat Merdeka)
Posting Komentar